Aku berusaha membuka mataku secara perlahan, yang rasanya masih berat
untuk dibuka. Ku lihat disekelilingku, dengan pengelihatan yang masih
buram, ku berusaha membuka mata semampuku. Sampai akhirnya aku melihat 2
orang yang sedang berada berdiri disamping ranjangku. Rasanya setelah
aku bangun, seperti baru dilahirkan di dunia ini, aku tak mengingat sama
sekali apa yang pernah terjadi dihidupku. aku hanya tau, aku berada di
sebuah tempat yang penuh dengan peralatan ke dokteran, dan kini aku
bertanya-tanya siapa ke 2 orang yang sekarang berdiri di samping
ranjangku ini, menyambutku dengan sebuah senyuman manis mereka.
“kau sudah siuman anakku.” Kata ke dua orang itu.
“anak ? siapa kalian berdua ?” jawab ku.
“kami appa dan eomma mu sayang.” Jawab mereka.
aku
terdiam, kemudian dokter datang dan memeriksa keadaanku. Dokter
memeriksa keadaanku yang mulai membaik sebelum aku di rawat di rumah
sakit.
“keadaannya baik, namun akibat benturan yang begitu keras.
Memori otaknya mengalami gangguan yang begitu parah. Besar kemungkinan
anak bapak dan ibu, akan lupa ingatan selamanya.”
“yang bener dok ? apakah tak ada cara lain ?” Tanya appa ku.
“maaf
, pihak rumah sakit sudah berusaha semampu mungkin. Tapi hasilnya hanya
seperti ini.” Jawab dokter yang kemudian pergi meninggalkan ruangan
tempat kamu dirawat.
Eomma ku hanya bisa menangis di pelukan appa
ku. Mereka sedih melihat keadaanku yang kini telah lupa akan semua
ingatanku di masa lalu, apa yang pernah ku lakukan, siapa yang ku kenal,
kini semua itu telah lenyap , akibat hilangnya ingatanku. Aku mengalami
kecelakaan besar, yang membuat hilangnya ingatanku ini. Sewaktu aku
sedang menuju tempat kuliah baruku, aku ditabrak oleh sebuah mobil yang
pengemudinya melarikan diri dan tak bertanggung jawab. Aku kecelekaan di
sebuah persimpangan dekat jurang, saat mobilku diserempet, aku tak bisa
mengendalikan mobilku, aku terjatuh ke jurang dan mobilku meledak,
untungnya nyawaku bisa diselamatkan. Tapi semua ingatanku kini telah
lenyap.
Aku tetap terdiam menatap birunya langit melalui jendela
rumah sakit. Sebenarnya aku bingung, bagaikan orang ling lung, tak tau
apa yang terjadi. Dan apa yang ada didunia ini, bagaikan bayi yang baru
melihat sebuah dunia. Aku masih lelah kemudian aku pejamkan kembali
mataku di ranjang rumah sakit ini.
“chagi, bangunlah. Oppa disini ?” kata seorang namja yang membangunkanku.
Yeoja
itu mencium keningku. Dan memegang kedua tanganku ini, dia tersenyum
saat aku membuka mata yang berat ini. Aku tak mengenalnya, siapa dia ?
kenapa dia ada disini ? dia bilang dia oppa ?. beribu pertanyaan muncul
diotak. Tapi aku tak bisa menjawabnya , karna aku lupa semua yang pernah
ada di hidup ini.
“chagi, oppa sangat merindukanmu. 1 bulan oppa menunggumu siuman.” Kata namja itu lagi.
“siapa kamu ?” hanya kata itu yang bisa ku ucap saat ada orang yang ada dihadapanku.
“aku
oppa kandungmu. Aku sangat mencintaimu, jika saat itu aku yang
mengendarai mobilnya, mungkin kau tak kan seperti ini.” Jawab namja itu
lagi.
Aku hanya tersenyum, ternyata dia adalah kakak laki-lakiku.
Aku adalah anak bungsu dari dua bersaudara, dia adalah kakak laki-laki
yang mungkin sangat di inginkan setiap wanita. Dia namja yang baik,
perhatian, dan ketampanannya tidak kalah, seperti artis namja korea
lainnya, dan kebetulan aku dan oppa addalah keturunan korea. Appa
berasal dari korea, dan eomma berasal dari INA.
Hari ini aku akan
pulang ke rumahku. Aku pun lupa, rumah yang ku miliki seperti apa ?
tempat tinggal yang bagaimana ? dan dimana aku dibesarkan ?. beribu
pertanyaan masih mengitari otak yang kosong dari memori yang pernah ku
alami dihidup ini.
Sesampai dirumah, aku hanya diam dan hanya itu
yang bisa ku lakukan, sambil bersandar dipundak eomma ku. Rumah yang
kulihat sangat mewah dan besar, bagaikan istana yang berdiri tegk
ditengah-tengah kota. Warnanya indah dan sangat elegant. Aku tetap saja
masih diam terpaku tak tau harus berkata apa.
“chagi, istirahat ya.” Kata eomma ku dan appa sambil membaringkan ku diatas ranjang kamar tidur ku.
“iya appa, eomma” kataku sambil tersenyum manis.
Mereka
sntak bahagia, saat kata-kata itu aku ucapkan untuk mereka. Mungkin
mereka rindu akan panggilan itu. 1 bulan tak mendengar suaraku, karena
aku mengalamin koma.
Aku liha sekeliling kamar ini, besar dan
cukup mewah untuk ditinggali seorang sepertiku. Aku ingin berdiri dan
melihat – lihat kamar ini, tapi tak bisa. Kaki ku masih sangat lemah
untuk aku gerakkan.
Saat ingin ku pejamkan mataku kembali, sepertinya ada yang mengganjal di bawah bantal tempat tidurku.
Ternyata
ada sebuah mini kotak yang berwarna sangat menarik. Aku penasaran dan
ku buka mini kotak itu. Isinya ada sebuah foto dan sebuah liontin yang
bebrbandul cicin yang berwarna sapphire blue.
Ifoto itu terdapat
seorang namja dan yeoja yang sedang berangkulan begitu mesranya. Yeoja
itu mirip denganku, dan namja itu ? siapa dia aku tak mengenalnya. Namja
itu mengenakan cincin yang sama dengan yeoja itu. Sapphire blue ? apa
itu tandanya ?.
Aku mengmbil liontin itu dan mengenakannya.
Sungguh anggun dan menarik, sangat sesuai saat aku kenakan, kesan
elegant tetap melekat.
2 bulan setelah aku istirahat di rumah,
keadaanku sudah sangat memungkinkan untuk bisa melanjutkan kuliahku.
Oppa akan selalu menemani kemanapun aku pergi.
Hari ini aku akan kuliah dengan diantarkan oppa. Kami akan menempuh perjalanan selama 1 jam.
Di perjalanan aku menanyakan tentang liontin dan foto yang aku temukan di mini kotak yang aku temukan.
“oppa, apa kau mengenalnya ?” Tanya ku.
“dia tunanganmu chagi.” Jawab oppa.
“jadi liontin ini tanda kami sudah tunangan ?” Tanya ku lagi.
“tentu. Entah kabarnya dia sekarang, semenjak kau koma, dia tak ada kabar.”
Aku
makin penasaran, sesampai di tempat kuliah aku berusaha untuk akrab
kembali dengan teman-teman yang pernah ku kenal. Mereka turut prihatin
dan mengerti keadaanku.
“chagi..”
Ku dengar suara di belakang diriku. Aku tak menegenalnya, tetapi sepertinya orang itu adalah tunanganku.
Aku berbalik badan. Dan rasanya aku tak asing dengan namja itu. Wajahnya mirip dengan di foto.
“mau apa kau ?” Tanya ku.
“aku sangat merindukanmu.” Kata namja itu.
“keman saja kau ? saat aku tergeletak tanpa nyawa di rumah sakit, kau tak ada untukku kata oppaku.” Jawabku lagi.
Namja
itu hanya tersenyum dan duduk disampingku. Kemudian teman—temanku pergi
meninggalkan ku berdua dengan namja itu. Namja itu memperlihatkan cicin
yang melingkar ditangannya. Cicin itu sama persis dengan cicin yang
menjadi bandul di liontin yang ku miliki.
Sapphire blue yang sangat menarik, menjadi tanda cinta saat aku belum hilang ingatan.
“chagi,
aku tak kan pernah melupakanmu. Aku selalu ada untukmu, saat kau
terbaring di rumah sakit aku selalu datang menemuimu, memang tak ada
yang menyadari. Aku datang saat tak ada keluarganmu. Sapphire blue ini
selalu melingkarr untukmu, aku menunggumu hingga siuman.” Katta namja
itu.
Ku tersenyum manis. Dan aku peluk namja itu yang ternyata dia adalah biasku. Kemudian dia kecup keningku.
Biasku
juga sangat tersenyum bahagia melihatmu yang bisa ceria seperti dulu.
Meski ingatanku telah hilang. Hari ku mulai berwarna kembali setelah kau
bertemu dengan biasku kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar